Thursday, November 22, 2007

Kolam Renang Cihampelas Bakal Hilang

Kemungkinan Beralih Fungsi Menjadi Tempat Parkir
Setelah Lapangan Tenis Admiral, Bandung terancam kehilangan satu lagi fasilitas olahraga, yakni Kolam Renang Cihampelas. Kolam renang yang sarat nilai sejarah itu akan dijual pemiliknya.
Manajer Kolam Renang Cihampelas Taufiqurrahman di Bandung, Jumat (14/9), mengatakan, dari sisi ekonomi, usaha kolam renang ini kalah menguntungkan dibandingkan jika lokasi ini dijual. Pada tahun 2006, nilai jual obyek pajak (NJOP) tanah di lokasi kolam renang mencapai Rp 13 juta per meter persegi.
Setahun berikutnya, NJOP meningkat menjadi Rp 24 juta per meter persegi. "NJOP lokasi ini dihitung sama dengan lokasi pinggir Jalan Cihampelas," kata Taufiq. Total lahan yang menjadi kolam renang mencapai 1,2 hektar.
Taufiq yang sudah menjadi manajer kolam renang selama 16 tahun mengaku tak bisa berbuat banyak karena lahan itu adalah milik pribadi. Namun, kolam renang itu tidak akan dijual jika pemilik lamanya, yakni Tjandra Prawira, masih hidup.
Tjandra Prawira meninggal dunia tahun 2006 dan kolam renang itu diwariskan kepada dua anaknya. "Sekarang sudah sampai tahap balik nama sertifikat. Mungkin, paling lambat enam bulan lagi kolam renang ini akan berubah fungsi," kata Taufiq. Kolam renang itu bakal menjadi lahan parkir kawasan belanja yang notabene merupakan mesin uang.
Taufiq mengatakan, pesatnya pertumbuhan wilayah Cihampelas beberapa tahun belakangan membuat kualitas kolam renang itu merosot. Semula Kolam Renang Cihampelas hanya menggunakan air dari mata air sehingga kualitas airnya bagus.
Namun, maraknya pembuatan sumur artesis dan jet pump di sekitar kolam renang menyebabkan pasokan air menurun. Tahun 2006, menurut Taufiq, dibangun sumur untuk mendukung pasokan air kolam renang. Kolam renang tertua
Kartodiwirio (2006) mencatat Kolam Renang Cihampelas sebagai yang tertua di Bandung. Semula lokasi itu hanyalah kolam ikan milik Ny Homann, yakni istri Tuan Homann, pemilik Hotel Savoy Homann. Dulu kolam ini menjadi tempat bersantai warga kulit putih.
Setelah proklamasi, kolam renang yang lazim disebut Pemandian Tjihampelas itu ikut mewarnai perkembangan olahraga Jawa Barat. Kolam ini merupakan tempat berlatih klub renang Aquarius sejak tahun 1952. "Sebelumnya ada klub renang Neptunus, tetapi itu merupakan klub orang-orang Belanda," kata pelatih senior klub Aquarius Irsan Suteja.
Sebagai pegiat renang yang telah lama menggunakan Kolam Renang Cihampelas, Irsan sangat menyesalkan rencana penjualan lokasi itu. "Kolam ini telah melahirkan atlet-atlet renang Jabar yang mampu bicara hingga tingkat internasional dan nasional," kata Irsan mencontohkan nama Susanti Wangsawiguna dan Wijaya Aulia.
Sumber: Kompas, Sabtu, 15 September 2007



No comments: