
Kolam renang yang dibangun tahun 1904 ini awalnya berupa kolam ikan milik Nyonya Homann, istri pemilik Hotel Savoy Homann. Kolam renang ini terkenal karena airnya berasal dari mata air yang banyak ditemukan di tepi Sungai Cikapundung. Tak heran bila kolam ini dikenal sebagai tempat mandi orang Belanda yang tinggal di Bandung saat itu.
Selain orang Belanda dan Eropa, penduduk pribumi keturunan bangsawan saja yang diperbolehkan masuk. Sementara penduduk pribumi lainnya tidak diperbolehkan mengunakan fasilitas kolam. Pada masa pendudukan Jepang, seluruh kolam renang dibuka untuk masyarakat umum, termasuk kolam renang Tjihampelas.
Kabarnya, penamaan Jalan Cihampelas diambil berdasarkan nama kolam pemandian ini. Pada saat pembuatan kolam, di sekitar tempat itu banyak terdapat pohon hampelas, sejenis pohon berdaun kasar yang bisa digunakan sebagai penggosok badan.
Kolam renang Tjihampelas juga identik dengan perkembangan olahraga nasional. Tempat ini merupakan salah satu dari sekian banyak kolam yang dibangun setelah tahun 1900. Kolam renang lainnya di Kota Bandung antara lain Centrum yang sekarang bernama Tirta Merta, kolam renang Dago, dan kolam Cimindi. Dua tempat terakhir itu kini telah ditutup untuk umum.
Sumber: Kompas, Rabu, 20 Juni 2007
No comments:
Post a Comment